Pemberontakan karena ketik puasan
A. Pengantar
Indonesia memang telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, akan tetapi situasi yang tidak kondusif masih saja menghiasi. Baik itu yang dilakukan oleh pihak asing dalam hal penjajah yang masih terus mencoba menanamkan kembali pengaruhnya di tanah air, maupun yang dilakukan oleh pihak-pihak maupun golongan-golongan internal bangsa sendiri.
Diantara peristiwa kondusif tersebut ialah yang dilakukan oleh beberapa kelompok pemberontakan. Peristiwa Apris, Permesta, Andi Azis, serta DI/TII, adalah sebagian dari beberapa peristiwa pemberontakan yang terjadi diawal-awal kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi dalam makalah ini DI/TII di Sulawesi Selatan yang dipelopori oleh Kahar Muzakkar-lah yang akan coba dibahas.
Peristiwa ini merupakan suatu peristiwa pemberontakan atas ketidak puasan seorang Kahar Muzakkar terhadap keputusan pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia dalam hal ini Jenderal H.A. Nasution. Pemberontakan ini terjadi di Sulawesi Selatan. Pemberontakan Kahar Musakkar selanjutnya mengatasnamakan pergerakannya dibawah nama NII pimpinan Karto Sawirjo Pada Tahun 1953.
B. Pembahasan
I. Kahar Muzakkar Hingga Menjadi Seorang Kolonel Pertama Dari Sulawesi Selatan.
Kahar Muzakkar lahir di desa Lanipa Luwu. Ayahnya bernama Malinrang. Sejak kecil Kahar sangat gemar bermain perang-perangan dan sangat pandai bermain doino, tak heran jika ia dijuluki dengan sebutan Ladomeng sewaktu kecil. Setelah remaja ia pun melanjutkan sekolah ke Solo dan masuk Sekolah Kweekschool (muallim) Muhammadiyah. Di Solo pula ia menikah dengan gadis Solo bernama Warlina.
Karena waktu masih dalam peristiwa perlawanan terhadap perang, kahar dengan jiwa pemberaninya akhirnya ikut dalm beberapa perang. Waku itu ia bersama para pedagang dari tanah sulawesi khususnya bugis dijawa membentuk suatu kelompok perlawanan.
Karena keberanian dan jiwa perlawanan yang Nampak pada dirinya ia ahirnya diangkat menjadi tentara nasional Indonesia, terakhir ia berpangkat Letkol. Dengan perestasinya itu pula ia akhirnya dekat dengan Presiden Sukarno dan menjadi pengawalnya. Bahkan menurut beberapa sumber mengatakan bahwa Presiden Sukarno tidak merasa tenang jika tidak ada Kahar Muzakkar.
Dalam perang kemerdekaan Kahar Muzakkar banyak terlibat terutama strategi grilyanya dan bagaimana usahanya yang membebaskan tahanan nusakambangan yang kemudian dimasukkan dalam barisannya yakni KRIS.
Dalam beberapa pertempuran Kahar memimpin pasukannya dan banyak memenangkan pertempuran. Nama Kahar semakin melambung tinggi. Akan tetapi sewaktu ia mengususlkan pada panglima tertinggi TNI untuk mendirikan brigade Hasnuddin, mendapat tentangan dari Kawiarang.
Sebenarnya ketidakpuasan Kahar dikubuh TNI sudah Nampak setelah pengangkatan pemimpin dan pengurus KRIS. Kahar yang merasa sangat berjasa membentuk dan membangun organisasi pergerakan ini,akan tetapi yang menjadi pemimpin bukan dirinya. Sampai akhirnya Kahar mengundurkan diri dari TNI dan mengangkat senjta untuk memberontak.
II. Pemerontakan Kahar Muzakkar.
Awal pemberontakan Kahar di Sulawesi Selatan bermula dari rencana Pemerintah membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer.
Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan.
Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Selama bergerilya dihutan Kahar beserta pengikutnya yang mengatas namakan Tentara Islam Indonesia melakukan banyak hal-hal yang menyimpang.
Diantaranya pembersihan berdarah terhadap kaum bangsawan perampasan hak milik rakyat, berupa emas, tanah, dah harta benda lainnya untuk digunakan membeli peralatan pergerakan yakni senjata dan biaya lainnnyaselama bergerilya.
Selanjutnya hal yang sangat membuat Pemerintah Indonesia waktu itu sangat marah yakni tindakan Kahar Muzakkar yang memproklamasikan Negara RPII pada 14 Mey 1962, dengan mengangkatdirinya sebagai Khalifahnya. Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakiman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menteri lainnya.
III. Penumpasan Pemerontakan Kahar Muzakkar.
Karena pergerakannya dinilai sudah separatis dan bertentangan dengan Negara, TNI kemudian diperintahkan untuk menumpas pemberontakan Kahar Muzakkar diSulawesi Selatan ini. Sebelumnya beerapa kali ajakan damai diajukan oleh petinggi Sulawesi Selatan misalnya A. Sose akan tetapi Kahar beserta pengikutnya tidak menyetujui hingga pada akhirnya pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo. Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer 1 jalan raya Kendari.
C. Kesimpulan
Peristiwa pemberontakan ini merupakan suatu peristiwa pemberontakan atas ketidak puasan seorang Kahar Muzakkar terhadap keputusan pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia dalam hal ini Jenderal H.A. Nasution sejak tahun 1950. Pemberontakan ini terjadi di Sulawesi Selatan. Pemberontakan Kahar Muzakkar selanjutnya mengatasnamakan pergerakannya dibawah nama NII pimpinan Karto Sawirjo Pada Tahun 1953.
Awal pemberontakan Kahar di Sulawesi Selatan bermula dari rencana Pemerintah membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakkar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.
Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer
Selama bergerilya di hutan Kahar beserta pengikutnya yang mengatas namakan Tentara Islam Indonesia melakukan banyak hal-hal yang menyimpang.
Diantaranya pembersihan berdarah terhadap kaum bangsawan perampasan hak milik rakyat, beupa emas, tanah, dah harta benda lainnya untuk digunakan membeli peralatan pergerakan yakni senjata dan biaya lainnnyaselama bergerilya.
Selanjutnya hal yang sangat membuat Pemerintah Indonesia waktu itu sangat marah yakni tindakan Kahar Muzakkar yang memproklamasikan Negara RPII pada 14 Mey 1962, dengan mengangkatdirinya sebagai Khalifahnya.
Selanjutnya Kahar membentuk kabiet RPII dengan beberapa menteri seperti, Menteri Muda Pertahanan Sanusi Daris, Menteri Kehakman H. Djunaidi Sulaeman, dan beberapa menterilainnya.
Pemberontakan DI/TII Kahar Mauzakkar akhirnya dapat ditumpas pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas, ia dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo.
Namun tidak pernah diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer 1 jalan raya Kendari.
Sumber,internet, Kahar muzakkar sampai sekarang masih misterius, entah masih hidup atau uda wafat, entah benar atau tidak cerita diatas WALLAHU ALAM.